Senin, 11 November 2013

SIAPAKAH YESUS?

Menyambut hari kelahiran Sang Juruslamat yaitu Yesus maka saya akan memberikan
sedikit tentang pengertian dan beberapa pertanyaan bahwa sebenarnya Yesus itu siapa?

Mungkin anda bertanya-tanya atau juga berpikir apa maksud dari judul artikel ini. Tetapi disini saya akan memberikan penjelasan mengenai Yesus berdasarkan apa yang saya rasakan dalam hidup saya. Orang-orang non-kristen mengatakan Yesus hanya manusia biasa. Anak seorang tukang kayu. Sedangkan umat Kristiani mengimani bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat mereka.

Saya beritahukan kepada anda bahwa semua yang dikatakan orang-orang itu benar adanya. Mengapa saya mengambil kesimpulan seperti itu. Diartikel ini saya akan menjelaskan secara singkat tentang Yesus :

     

Yesus seorang Manusia
.
Mempunyai tubuh yang terdiri dari darah dan daging serta bernafas diatas bumi ini, Mencerminkan Yesus adalah seorang manusia. Namun kelahiran-Nya yang ajaib, tidak melalui hubungan biologis membuat perbedaan pada diri Yesus. Karena maria, ibunya mengandung dari Roh Kudus. Yaitu Roh Allah yang Maha Suci telah menjelma menjadi ciptaan-Nya untuk menyelamatkan manusia. Mungkin anda berpikir ini seperti dalam cerita dongeng. Tetapi coba anda telaah baik-baik. Memang Yesus bisa makan, minum, tidur, marah, menangis dan semua yang dilakukan manusia dapat Yesus perbuat. Tetapi itu semua adalah rencana Allah untuk memperbaiki hubungan yang putus selama ratusan tahun, setelah Adam jatuh kedalam dosa. Dikatakan dalam Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Hubungan yang terputus itu menyebabkan manusia dan Tuhan menjadi sangat jauh. Yesuslah yang dapat menyambung kembali tali yang putus itu. Dengan kematian-Nya dikayu salib, membuat hubungan itu kembali terjalin. Bukankah itu merupakan anugerah.. kasih Allah yang telah lama hilang, akhirnya kita dapatkan kembali didalam diri Yesus Kristus. Dia adalah manusia, namun manusia yang dapat memberikan keselamatan bagi kita, melalui pengorbanannya dikayu salib. Agama lain menentang penyaliban Kristus. Dikatakan bahwa sewaktu Yesus disalib, tubuh-Nya digantikan dengan yudas iskariot. Saya katakan kepada anda, sia-sialah iman kepercayaan Kristen, apabila Yesus tidak disalib. Sebab Penyaliban Kristus itu sangat penting bagi Kekristenan. Saya seorang Kristen. Tetapi saya akan berpindah agama jikalau Yesus tidak mati dikayu salib. Yesus disalib untuk menebus dosa manusia, merebut manusia dari tangan kekuasaan iblis. Karena iblis telah menguasai dunia ini. Namun dengan kematian-Nya di kayu salib, Yesus merebut kunci maut dari tangan bapa segala orang pembohong itu. Juga melalui Penyaliban, membuka pintu untuk manusia kembali dekat dengan Allah. Semuanya itu dapat terjadi hanya dengan anda percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat anda. Bukankah itu sesuatu hal yang indah, yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita tidak perlu mengumpulkan amal, pahala, serta kebaikan sebanyak-banyaknya agar selamat. Sebab Allah yang penuh kasih telah memberikan keselamatan kepada manusia secara Cuma-Cuma berdasarkan kasih karunia Allah. Asalkan kita mengikut Yesus dan berpegang teguh kepada firman-Nya, kita pasti selamat (masuk surga). Saya tidak menghasut anda, hanya berpikirlah secara logika, manusia mana yang dapat memberikan keselamatan yang pasti dan bukan mudah-mudahan. Bahkan tidak ada satu nabipun yang dapat berbuat demikian. Hanya melalui Yesus kristuslah semua itu dapat terwujud. Yesus berkata didalam Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekarang semua terserah anda apakah anda percaya atau tidak. yang pasti Yesus sudah membuka jalan, tinggal apakah anda mau berjalan kesana.

     Yesus sebagai Tuhan.
Dikatakan dalam Yohanes 1:1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ayat tersebut menceritakan bahwa Yesus berasal daripada Allah yang hidup. Dia ada sebelum dunia diciptakan, BAHKAN DICIPTAKAN OLEH DIA. Karena dunia diciptakan oleh firman Allah dan Yesus adalah Firman Allah yang hidup Yang telah menjelma menjadi manusia. Setiap perkataan yang ucapkan oleh Yesus berasal dari Allah. Anda pasti berpikir bagaimana mungkin Perkataan Allah bisa menjelma menjadi manusia.
Air yang dapat berubah menjadi es dan uap pasti saudara percaya. Padahal kedua wujud itu berasal dari satu bentuk yaitu benda cair. Apakah itu tidak mungkin bagi Allah yang Maha Kuasa. Yang dapat melakukan segalanya. Di point satu telah saya uraikan tentang rencana Allah menyelamatkan umat manusia dari keterpurukan dosa (cengkraman iblis). Serta membangun kembali jembatan yang rusak akibat dosa yang dilakukan Adam didalam taman eden. Dalam melaksanakan rencana-Nya itu, Allah tidak bisa langsung turun kedalam dunia dan membebaskan manusia. Tidak.. karena kalau Allah melakukan hal itu maka dunia dan seisinya akan hancur. Dikatakan dalam Kitab Suci Alkitab
suara-Nya bagaikan Guruh yang menggelegar dan kilat yang menyambar-nyambar. Juga dikatakan dalam Alkitab bahwa bumi merupakan pijakan kaki-Nya. Jalan satu-satunya untuk dapat melaksanakan rencana-Nya adalah dengan menjelma menjadi manusia. Allah yang besar itu demi menyelamatkan manusia turun kedunia dalam rupa anak manusia, agar kita tidak binasa. Bukankah itu merupakan hal termanis yang pernah anda dengar. Yesus rela dicambuk, dicaci maki, dihina, dianiaya, dan disalibkan demi kesalahan (dosa) kita. Yesus sebagai pengganti korban penebusan dosa–dosa anda dan saya. Padahal Dia tidak melakukan satu kesalahan pun. Bahkan hanya Dia satu-satunya manusia didunia ini yang tidak pernah berbuat dosa. Pengorbanan-Nya yang besar membuat setiap orang yang percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat akan memperoleh keselamatan yang kekal yang daripada Allah. Tidak ada pemaksaan dalam hal ini. Sebab Allah bukan Tuhan yang pemaksa. Dia tidak ingin manusia menyembah Dia dengan keterpaksaan, agar bisa selamat, agar tidak disiksa diapi neraka. Yesus tidak mau seperti itu. Yesus ingin agar manusia menyembah Dia dengan kasih dan dengan sepenuh hati tanpa paksaan atau ketakutan hidup setelah mati. Ada dua hukum yang diutarakan Yesus. Pertama kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Kedua kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Ayat itu merupakan kunci dari seluruh kitab para Nabi.

SEMOGA BERMAKNA, TUHAN YESUS MEMBERKATI....!

Minggu, 03 November 2013

MAKNA KELAHIRAN, KEMATIAN DAN KEBANGKITAN YESUS

KELAHIRAN

KELAHIRAN KRISTUS MEMBAWA DAMAI BAGI DUNIA


Nats Alkitab: 1Yoh. 4:7-16, Yoh. 1:1-14.
Tujuan: agar jemaat mengerti dalamnya kasih Allah kepada manusia, dan menebarkan kasih dan damai yang Allah bawa itu kepada sesama.


ketika dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yang bebal dan jahat karena status mereka yang jatuh di dalam dosa, Allah berinisiatif untuk mengadakan pendamaian kembali, rekonsiliasi dengan umat-Nya yang berdosa . Bahkan sejak pada zaman para nabi, Tuhan sudah memberitakan bahwa ada seorang Pribadi yang akan datang untuk membawa damai bagi dunia ini. Kedatangan Allah sendiri ini akan mengubah dunia yang penuh dengan kegelapan, menjadi terang. Perseteruan, perselisihan antara Allah dengan manusia, diubah menjadi pendamaian dan umat-Nya yang percaya kepada kedatangan Putra-Nya itu, dapat menjadi agen, saluran tangan Allah membawa damai bagi sesama.

Syukur kepada Allah, ketika pendamaian ini terjadi ketika Yesus datang ke dalam dunia ini sebagai manusia yang sama seperti kita. Suatu misteri, bagaimana Yesus lahir melalui seorang anak dara. Inilah inkarnasi, yakni Allah yang telah datang, lahir sebagai manusia. Di tengah keterbatasan kita untuk mengerti misteri inkarnasi ini, Alkitab menyatakan bahwa Allah telah ada di dalam dunia dan Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, dan itu semua Ia lakukan karena KASIH.

Di dalam keadaan sebagai manusia, natur Yesus diragukan. Masih saja ada orang yang mengatakan bahwa tubuh Yesus adalah tubuh yang semu. Mereka mengatakan bahwa tubuh Yesus adalah Roh yang kelihatan, dan karena Roh, maka Ia tidak dapat merasakan apa yang manusia rasakan. Alkitab menyatakan dengan jelas, bahwa Yesus dapat merasakan seperti apa yang manusia pada umumnya rasakan. Ia bisa lapar, Ia bisa marah, Ia bisa merasakan sakit, dan sampai di atas Salib, Ia tetap menunjukkan kemanusiaan-Nya dengan berkata,”Aku haus.” Jadi jelas, bahwa Yesus adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Yesus ini pula, yang diam dan tinggal di dunia dan melayani orang-orang berdosa.

Yoh.1:14 mengatakan bahwa Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya…. Apa arti kata-kata ini? Sulit sekali mengartikan ayat ini. Begitu banyak pertanyaan yang timbul, salah satunya adalah Mengapa Firman itu menjadi manusia, menjadi daging, menjadi serendah manusia dan tinggal di antara manusia?? Namun, di sinilah keunikan kristiani dan konsep LOGOS (Firman) di dalam Injil Yohanes. Inilah inti doktrin Inkarnasi. Dia yang sesungguhnya adalah Allah, benar-benar menjadi manusia, dan tinggal di antara kita. Sesudah ayat 14 ini, istilah Logos atau Firman sudah tidak muncul lagi di dalam Injil Yohanes. Mengapa bisa terjadi demikian?? Karena sang Logos sudah menjelma menjadi manusia, Yesus, orang Nazaret. Maka Yesus dan Firman adalah identik, sama. Namun tidak sampai di situ saja, sebab Yohanes menambahkan, “kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa . . . .” Kemuliaan yang ada dan diberikan kepada-Nya itulah sebagai indikasi atau tanda bahwa Dia benar-benar Anak Allah.

Sungguh luar biasa bagaimana Sang Firman menjelma menjadi manusia dan diam di antara kita. Sungguh luar biasa ketika Yohanes memperlihatkan bahwa Yesus itu sendiri adalah Allah dan diam tinggal bersama kita. Jika natur manusia Kristus tidak berasal dari sumber yang sama dengan kita, maka tidak ada hubungan antara kita dengan Dia untuk melihat bahwa tugas pengantara-Nya penting bagi kebaikan kita. Oleh karena Ia dilahirkan melalui manusia, sehingga Ia bisa menjadi pengantara kita kepada Bapa, karena Ia adalah sama-sama manusia seperti kita. Ketika Dia ada di antara kita sebagai manusia, Dia bisa merasakan sakit, lapar, letih dan haus sama seperti manusia pada umumnya. Dia mengambil bentuk manusia agar Dia bisa sepenuhnya merasakan penderitaan kita sebagai manusia. Dia memasuki situasi kita untuk bertindak sebagai penebus kita. Dia menjadi Pengganti kita, Dia menanggung dosa kita dan menderita menggantikan kita. Dia juga menjadi pendahulu kita, dengan memenuhi semua tuntutan hukum Allah atas nama kita. Semua itu terjadi ketika Allah menjadi sama dengan manusia.

Begitu besar karya Allah kepada manusia yang berdosa ini. Satu alasan utama yang bisa dikemukakan, mengapa Yesus masuk ke dalam dunia ini adalah karena KASIHNYA. Kasih Allah yang melebihi dosa dan kesalahan kita. Ia tidak melihat betapa banyak dosa yang kita buat, tetapi Allah tetap mau datang ke dalam dunia untuk membebaskan manusia dari dosa. Yesus rela digantung di atas kayu salib, dan murka Allah ditimpakan kepada Anak-Nya, itu semua demi kita.

kalau kita melihat bagaimana Allah pada mulanya menciptakan dunia ini dengan begitu sempurna dan indah, tetapi manusia yang merusakkannya. Manusia telah berada di bawah dosa. Manusia menjadi terhilang. Manusia menjadi begitu kotor dan hina di hadapan Allah. Hubungan Allah dan manusia menjadi putus. Tetapi Allah pula yang berinisiatif memulai hubungan yang baik dengan umat-Nya, semata-mata karena KASIH. Allah tidak dapat menyangkali sifat-sifat ke-Allahannya, yakni KASIH. Karena itu, Allahlah yang mengirim Anaknya ke dalam dunia menjadi pengantara manusia dengan Allah. Tanpa Allah sendiri yang masuk ke dalam dunia, mustahil manusia bisa mencapai Allah dan mendapat keselamatan itu. Bagaikan seseorang yang masuk ke dalam lubang yang dalam, pertolongan harus datang dari atas. Tanpa ada pertolongan dari atas, tentu orang yang di dalam lubang tidak bisa keluar, tidak bisa menyelamatkan diri sendiri. Karena itu, supaya manusia selamat, pertolongan harus datang dari atas, dari Allah dan manusia yang menerima pertolongan itu akan selamat. Kristus, Allah yang menjadi manusia itu, membuatnya mungkin terjadi. Kelahirannya sebagai manusia, untuk membawa manusia mempunyai hubungan yang baik kembali dengan Allah.”

Kristus lahir ke dalam dunia untuk mendatangkan damai dan sukacita. Ia lahir memperdamaikan hubungan antara Allah dan manusia. Kalau Ia memperdamaikan hubungan Allah dan manusia, itu juga berarti hubungan manusia dan manusia, Ia pulihkan. Kalau hubungan itu, Ia pulihkan, berarti tidak ada lagi marah, tidak ada lagi musuhan, tidak ada lagi perseteruan. Yang ada hanyalah damai.

Matius 5:9 mengatakan, “Berbahagialah orang-orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Di dalam bahasa Yunaninya, pembawa damai itu juga bisa berarti penjaga relasi yang baik, atau penjaga perdamaian. Tidak hanya membawa, menyatakan damai, tetapi juga menjaga agar damai itu tetap ada di dalam dunia ini. Bagi orang-orang yang seperti ini, Allah sendiri telah menyediakan upah. Upahnya apa? Upahnya adalah mereka akan disebut anak-anak Allah. Atau kalau dalam BIS, Allah akan mengaku mereka sebagai anak-anak-Nya.

Itulah tugas kita sebagai orang percaya, menyatakan dan membawa damai yang telah Tuhan nyatakan juga ke dalam dunia ini. Masalahnya adalah sudahkah kita melakukannya?? Kita yang telah diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Yesus, sudahkah kita berdamai juga dengan sesama? Sudahkah kita mengampuni orang yang bersalah sama kita? Sudahkah kita mengasihi mereka?

Kalau saya suruh kita mengucapkan sama-sama Yoh.3:16, pasti hafal semua bukan? Kata “Kasih” dalam Yoh.3:16, sebenarnya bukanlah kata benda. Adalah mudah kalau kita memberikan cinta kita kepada orang lain. Maksud saya adalah memberikan cinta, dalam bentuk benda, atau sesuatu. Itu sangat mudah, kalau boleh dibilang. Tetapi “Kasih” di Yoh.3:16 adalah kata kerja. Bukan pekerjaan yang mudah dilakukan. Apakah kita dapat dengan mudah mengasihi orang yang menyakiti hati kita? Apakah kita dapat dengan mudah mengasihi orang yang telah melukai perasaan kita? Apakah kita dapat dengan mudah mengasihi orang yang mencelakakan kita? Apakah kita dapat mengampuni mereka?? 1 Yoh. 4:11, ayat yang tadi kita sudah baca, lakukanlah itu.

Kalau kita pikir-pikir, layakkah kita menerima pengampunan Tuhan?? Layakkah kita yang hari demi hari berbuat dosa ini, menerima kasih Tuhan?? Tidak ada yang merasa layak, tetapi itulah Anugerah. Allah berinisiatif mengampuni dan mendamaikan kita. Sekarang apa tugas kita? Mari kita mulai berinisiatif mengasihi, mengampuni, dan menyatakan damai kepada orang lain, karena Tuhan telah terlebih dahulu melakukannya.

Ingatlah akan Natal, di mana bayi Yesus ada di dalam palungan, di kandang domba yang kotor, yang hina. Dan hati kita tidak lebih bersih dari kandang domba itu. Ke dalam dunia yang gelap ini, Yesus datang untuk membawa terang, Yesus datang membawa damai. Sudahkah kita membawa damai itu dan menyatakannya bagi setiap orang? Sudahkah kita membawa damai itu ke tengah keluarga kita? Sudahkah kita membawa damai itu ke tempat di mana kita bekerja? Sudahkah kita membawa damai itu ke dalam komunitas atau lingkungan sekitar kita?
Satu obor bisa menyalakan ribuan obor lainnya, tanpa kekurangan terangnya, demikian juga Kasih dan damai yang kita terima dari Tuhan, tidak akan berkurang bila kita bagikan pada sesama.






 Peter S. Sebastian


 

KEMATIAN

ARTI KEMATIAN YESUS ADALAH MENGHAPUSAN DOSA MANUSIA

 Sebelum kita mengupas makna kematian Yesus bagi penghapusan dosa umat manusia, kita akan mengkaji terlebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan Dosa Asal (Original Sin). Saya lebih memilih istilah ini karena memang istilah inilah yang lebih tepat dan dipergunakan untuk menjelaskan asal usul dosa dalam berbagai terjemahan bahasa Inggris. Tidak ada istilah Dosa Waris kecuali penafsiran beberapa golongan Kristen yang membuat istilah tersebut menjadi rancu. Karena memang dosa tidak diwariskan sebagaimana dikatakan dalam Yekhezkiel 18:20

 

Dosa Asal (Original Sin)

Dosa berawal ketika manusia melanggar perintah Tuhan YAHWEH agar tidak memakan buah Pohon Pengetahuan Baik dan Pengetahuan Jahat sebagaimana dikatakan:

“Lalu Yahweh Tuhan memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”(Kej 2:16-17).

Namun ular membisikkan kata-kata dusta dengan memutarbalikkan apa yang dilarang oleh Yahweh kepada manusia, menjadi diperbolehkan, “Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Tuhan berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" (Kej 3:1) dan ketika manusia perempuan (ishah) menjawab: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Tuhan berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."(Kej 3:2-3), maka ular kembali memutarbalikkan larangan Yahweh dengan mengatakan, “Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Tuhan mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Tuhan, tahu tentang yang baik dan yang jahat." 

Ketika manusia perempuan itu tergoda, mulailah dia memakan buah larangan itu yaitu Buah Pengetahuan Yang Baik (ets hada’at tov) dan Buah Pengetahuan Yang Jahat (ets hada’at ra) maka diapun memberikannya pada manusia laki-laki untuk memakannya. Apa terjadi kemudian? Pertama, Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat (Kej 3:7). Manusia laki-laki dan perempuan menyadari bahwa kemuliaan sebagai ciptaan telah lenyap dengan ditandai kesadaran bahwa diri mereka telanjang. Kedua, "Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Yahweh, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk (Ibr: leruakh hayom, saat hari bertiup angin), bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Yahweh  di antara pohon-pohonan dalam taman” (Kej 3:8). Manusia laki-laki dan perempuan mengalami ketakutan terhadap Tuhan Yahweh akibat telah melakukan pelanggaran. Tidak heran jika sampai sekarang apabila manusia berbuat pelanggaran, selalu dikejar rasa takut dan bersalah.

Inilah saat pertama kalinya DOSA itu masuk dalam kehidupan manusia. Apakah dosa itu? Dalam 1 Yohanes 3:4 naskah Yunani dikatakan, “hamartia estin he anomia”. Dalam Hebrew New Testament (Kitab Perjanjian Baru berbahasa Ibrani sebagai terjemahan Kitab Perjanjian Baru berbahasa Yunani) diterjemahkan, “ha khet, mri hu ba Torah”. Dosa adalah ANOMIA atau MRI HU BA TORAH atau MELAWAN TORAH atau MELAWAN PERINTAH. 

Kata hamartia bermakna “menyimpang dari sasaran”. Jadi dosa adalah “tindakan yang menyimpang dari sasaran”. Seperti orang yang memanah namun busur panah meleset dari sasaran yang hendak dituju. Demikianlah hakikat dosa. Adapun Pohon larangan Pohon Pengetahuan Baik dan Buruk serta Pohon Kehidupan) mengandung makna bahwa manusia diberikan KEBEBASAN UNTUK MEMILIH. Tuhan bukanlah dalang yang seenaknya memainkan wayang. Manusia bukanlah robot yang dimainkan semau Tuhan. Tuhan memberikan KEHENDAK BEBAS dlam diri manusia untuk mengambil pilihan antara yang baik dan yang buruk. Manusia pertama mengambil pilihan yang buruk, pilihan yang keliru. Siapa yang bertanggung jawab atas tindakan pelanggaran manusia pertama? Tuhankah atau manusia? Karena Tuhan telah memberikan kehendak bebas, maka manusia yang bertanggung jawab atas pilihan yang diambilnya. Tuhan tidak menyebabkan manusia berdosa namun manusialah yang melakukan dosa.

Dampak Dosa Asal (Effect of Original Sin)

Seberapa jauhkan DAMPAK DOSA dalam kehidupan manusia pertama? Dosa menimbulkan KUTUK dan kutuk yang tidak teratasi adalah MAUT. Kutuk dosa dapat kita lihat secara terinci sbb:

  • Permusuhan manusia dengan Tuhan (Kej 3:23-24), dimana manusia kehilangan relasi yang benar dengan Tuhan
  • Permusuhan manusia dengan hewan (Kej 3:15). Terjadilah siklus ekologis dimana manusia memangsa hewan dan sebaliknya
  • Permusuhan manusia dengan alam (Kej 3:17-19). Manusia harus bekerja menaklukan alam yang telah kena kutuk
  • Permusuhan manusia dengan manusia (Kej 4:1-16), Qayin membunuh Qabel.
  • Perempuan melahirkan dengan kesakitan (Kej 3:16)
  • Manusia mengalami kefanaan yaitu maut (Kej 3:19)


Rasul Paul menjelaskan bahwa dosa mengakibatkan manusia kehilangan kemuliaan Tuhan (Rm 3:23) dan upah dosa adalah maut (Rm 6:23). Dosa dan maut adalah realitas yang dialami semua umat manusia. Tidak ada satupun manusia yang tidak mengalami maut. Maut adalah upah dosa dan konsekwensi hilangnya kemuliaan Tuhan dalam diri manusia. Semua manusia MEWARISI UPAH DOSA yaitu kehilangan kemuliaan Tuhan, yaitu MAUT. Maut, bukanlah takdir Tuhan melainkan buah dosa manusia.

Dalam perspektif Kristen, dibedakan antara DOSA MULA-MULA (Original Sin) dan DOSA PERBUATAN (Behaviour Sin). Dosa mula-mula dilakukan oleh Adan dan Hawa. Sementara dosa perbuatan adalah turunan dari dosa mula-mula. Darimana manusia bisa berbuat dosa perbuatan? Bukan karena Tuhan menakdirkan dengan memberi kemampuan berbuat dosa pada manusia melainkan akibat manusia pertama, Adam dan Hawa telah berbuat dosa maka potensi dosa itu masuk dalam kehidupan keturunan Adam dan Hawa termasuk kita, apapun agamanya.

Maka seorang anak kecil berusia 7  tahun tidak perlu diajari berbohong, jika dia memecahkan sebuah gelas tanpa sepengetahuan kita, dalam sejumlah kasus ditemukan mereka berbohong dan mengatakan bukan mereka yang memecahkan gelas, ketika ditanyai orang tuannya. Berbohong adalah dosa perbuatan sebagai sebuah turunan dari potensi dosa yang telah masuk dalam kehidupan manusia. Dan masih begitu banyak lagi dosa perbuatan yang dapat kita daftarkan dalam kehidupan sehari-hari.

Qur’an pun menyitir soal kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa sebagaimana dikatakan:

Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” (Qs 2:35-37)

Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?" Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.  Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka” (Qs 20:120-123).

Mengapa mengutip ayat dalam Qur’an? Pengutipan ayat Qur’an dimaksudkan sebagai pembanding fakta bahwa manusia pertama telah jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan (sebagaimana diakui dalam Torah dan Qur’an) sehingga tidak ada alasan bagi Muslim yang kerap menyangkal dosa asal dan dampaknya yaitu kefanaan yang menghinggapi umat manusia semesta.

Sekalipun ada perbedaan redaksional antara Torah (Kitab Kejadian) dan Quran mengenai siapa yang digoda dan nama buah apa yang dimakan Adam dan Hawa serta dimana Adam dan Hawa tinggal saat terjadi peristiwa kejatuhan dalam dosa tersebut, namun kedua Kitab menyepakati beberapa hal berikut:

1. Adam dan Hawa BERDOSA
2. Adam dan Hawa MEMINTA PENGAMPUNAN TUHAN
3. Adam dan Hawa MENANGGUNG HUKUMAN TUHAN

Penghapusan Dosa

Bagaimana Tuhan Yahweh mengatasi dosa yang masuk dalam dunia dan merusak hubungan manusia dengan Tuhan dan alam semesta? Kejadian 3:15 menyatakan, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya". 

Oleh para Bapa Gereja (Church Fathers), ayat ini disebut sebagai PROTO EVANGGELIUM atau Injil Mula-mula, karena di dalamnya dideklarasikan bahwa keturunan manusia perempuan yang jatuh, akan melahirkan seorang anak yang akan meremukkan kepala ular. Secara teologis, ayat ini menunjuk pada karya Mesias yang mengalahkan maut sebagaimana dikatakan dalam 1 Korintus 15:25-26, ”Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai (Tuhan) meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut”. 

Namun Secara universal, ayat ini merupakan suatu wewenang yang diberikan kepada orang-orang yang telah mengalami penebusan di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Sang Mesias sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paul dalam Roma 16:20, “Semoga Tuhan, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Shatan di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Junjungan Agung kita, menyertai kamu!”. Dan juga dikatakan dalam Wahyu  12:17, “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Tuhan dan memiliki kesaksian Yesus”. Tuhan Yahweh telah MENJANJIKAN Penebus atas manusia yang mengalami kutuk dosa yaitu maut. 

Dan manusia pertama yang jatuh dalam dosa, telah mengalami penebusan saat itu. Darimana kita memperoleh fakta ini? Kejadian 3:17 melaporkan, “Dan Yahweh Tuhan membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka” (Kej 3:21). Kata “pakaian dari kulit binatang” (Ibr: katnot o’r/Septuaginta: khitonas dermatinous) menunjukkan adanya suatu hewan yang dikorbankan. Korban adalah LAMBANG penebusan yang kelak akan dilakukan oleh Yahshua Sang Mesias. Kulit hewan yang telah dikorbankan, dipakai menjadi pakaian atau jubah yang menutupi ketelanjangan manusia.

Qur’an pun memberikan konformasi mengenai pengampunan Tuhan. Redaksional Qs 2:37 mengatakan, “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya". Dan Qs 20:122, “Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk”. Orang yang bertobat artinya orang yang telah berdosa. Adam dan Hawa telah mengawali sebuah perbuatan berdosa.

Kalau manusia pertama telah mengalami penebusan, mengapa Tuhan Yahweh masih menjanjikan Penebus? Pertama, penebusan dengan menggunakan korban hewan hanyalah temporal dan bayangan dari penebusan sejati yang akan dilakukan oleh Yesus Sang Mesias (Ibr 10:1, 4, 11-12). Kedua, umat manusia akan bertambah banyak dan bertambah banyak pulalah orang yang mengalami kematian akibat dosa. Maka Tuhan memberikan Penebus sejati untuk mengatasi dosa yang berujung pada maut, yaitu Yesus Sang Mesias. Mereka yang menerima karya kematian dan kebangkitan Yesus dari maut untuk menghapus dosa, maka beroleh penebusan dan kehidupan kekal.

Sampai di sini, baik Torah, Injil dan Qur’an mulai bersimpangan menjelaskan mengenai Penebusan. Sejak manusia pertama Adam dan Hawa terjatuh dalam dosa, dan setelah Tuhan Yahweh memberikan contoh mengenai pengorbanan hewan sebagai penghapus dosa, maka tradisi pengorbanan hewan menjadi sebuah kebiasaan di Timur Tengah kuno. Bahkan Tuhan Yahweh mengatur secara detail pengorbanan hewan tersebut dalam Torah (Kitab Imamat).
Dalam perspektif iman Kristen, pengorbanan hewan dan penumpahan darah hewan adalah bayangan dari wujud sejati yang akan datang yaitu Mesias yang telah dijanjikan dalam Kejadian 3:15. Kitab Ibrani 10:1-4 dikatakan:

“Di dalam Torah hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, Torah tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa”.

Wujud sejati dari bayangan yang akan dan sudah datang itu adalah Yeshu d’Meshikha/Yeshua ha Mashiakh/Yahshua ha Mashiakh/Iesous ho Christos/Yesus Sang Mesias sebagaimana dikatakan dalam Ibrani 10:10-14 berikut ini:

Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Sang Mesias. Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Tuhan, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan

Pernyataan dalam Kitab Ibrani tersebut menggemakan sabda Yesus Sang Mesias dalam kesadaran dirinya yang mengemban tugas sebagai Mesias, Anak Tuhan yang menyerahkan dirinya untuk menghapus KUTUK DOSA seluruh umat manusia yaitu MAUT sebagaimana dikatakan:

Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Mat 26:26-28)

Sabda Yesus di atas menepis dugaan dan tuduhan bahwa ajaran penghapusan dosa (ini istilah yang lebih tepat tinimbang penebusan dosa) tidak berasal dari Yesus Sang Mesias melainkan dogma Gereja atau penafsiran murid-murid Yesus belakangan. Ajaran mengenai penghapusan dosa dan penebusan kutuk dosa yaitu maut berasal dari sabda Yesus itu sendiri dan memiliki latar belakang dalam Torah mengenai kejatuhan manusia.

Barangsiapa percaya dan menerima Yesus Sang Mesias, Putra Tuhan, Sang Firman yang nuzul dan menjadi manusia (Yoh 1:14) maka mereka akan dibebaskan dari maut sebagaimana disabdakan Yesus sbb:

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Tuhan, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri” (Yoh 5:24-26).

Tidak ada satupun manusia yang dapat membebaskan dirinya dari kutuk dosa yaitu maut. Semua manusia bahkan bayi sekalipun yang belum tahu berbuat dosa perbuatan MEWARISI KUTUK DOSA yaitu MAUT. Semua manusia berpotensi mengalami maut.

Maut tidak bisa diatasi dengan perbuatan baik, ibadah, kesalehan, sedekah dll. Maut hanya bisa dibebaskan oleh Tuhan sendiri Sang Pemiliki Kehidupan. Dengan cara apa? Dengan cara mengutus Putra-Nya, Sang Firman menjadi manusia untuk membebaskan dari kutuk dosa yaitu maut sebagaimana dikatakan:

Karena begitu besar kasih Tuhan akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16).

Pertanyaannya, jika orang yang menerima Yesus Sang Mesias sebagai Anak Tuhan diyakini akan terbebas dari maut/kematian, namun faktanya sampai hari ini orang-orang Kristen/Nasrani masih mengalami kematian? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita simak sabda Yesus sbb:

Jawab Yesus: ‘Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yoh 11:25)

Kematian fisik adalah pintu mengalami kehidupan sejati, kehidupan kekal sebagaimana dijanjikan Yesus Sang Mesias. Kehidupan kekal milik Tuhan Yahweh telah dilimpahkan pula kepada Putra-Nya yaitu Yesus Sang Mesias sebagaimana sabda Yesus, “Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri” (Yoh 5:26)

Pengampunan Dosa Akibat Ketidaksempurnaan Manusia

Apakah manusia yang telah mengalami penghapusan dosa dan penebusan dari kutuk dosa melalui keimanan kepada karya pengorbanan Yesus Sang Mesias dan Juruslamat, lalu kemudian tidak bisa berbuat dosa kembali dan menjadi sempurna? Tidak! Manusia yang telah mengalami penebusan kutuk dosa memang telah dijadikan manusia baru dan diberikan Roh Kudus yang akan menuntun dia selalu dalam jalan yang benar sebagaimana konsekwensi kehidupan baru sebagaimana dikatakan Rasul Paul sbb:

Dan Mesias telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Mesias menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi siapa yang ada di dalam Mesias, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Kor 5:15-17)

Namun demikian, manusia tetap berpotensi berbuat kesalahan dan pelanggaran. Oleh karenanya Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami dimana salah satu frasa berbunyi, “Ampunilah kami akan kesalahan kami, sebagaimana kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Mat 6:12)

Demikianlah pengkajian singkat mengenai konsep Iman Kristen mengenai Asal Usul Dosa (Original Sin) dan Penghapusan Dosa serta Penebusan Kutuk Dosa yaitu Maut. Kiranya kajian singkat ini memberikan pembukaan wawasan sekaligus pintu hidayah untuk mengenai Yesus Sang Mesias (Yasu’a al Masih) yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup sebagaimana disabdakan Yesus sbb:

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6)



Teguh Hindarto




KEBANGKITAN

Mula-mula sulit sekali bagi para murid Yesus untuk menerima kenyataan bahwa Tuhan Yesus memang bangkit dari kuburNya. Mereka tidak percaya akan kesaksian dari beberapa wanita. Mereka ragu-ragu juga akan apa yang disampaikan Petrus dan Yohanes kepada mereka. Tetapi Tuhan Yesus menampakkan diri kepada mereka beberapa kali setelah kebangkitanNya sehingga mereka dapat menyaksikan bahwa Tuhan Yesus memang bangkit.
Pada Lukas 24:44-47 Tuhan Yesus menjelaskan kepada murid-muridNya bahwa kebangkitanNya terjadi sesuai dengan firman Tuhan:
“Ia berkata kepada mereka: ‘Inilah perkataanKu yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.’ Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. KataNya kepada mereka: ‘Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.’”
Kita perhatikan bahwa kebangkitan Tuhan Yesus memang terjadi sesuai dengan firman Tuhan dan sesuai dengan rencana Tuhan. Apalagi pada 1 Korintus 15 Rasul Paulus menerangkan bahwa yang dimaksudkan ialah kebangkitan daging. Kalau kita kaitkan inkarnasi Tuhan Yesus atau penjelmaanNya menjadi manusia dengan fakta kebangkitanNya maka seperti ditegaskan oleh Paulus kita yang percaya kepadaNya mempunyai pengharapan tentang kebangkitan kita. Itulah rencana Tuhan dari semula untuk menanggapi konsekwensi dosa yang masuk dunia melalui Adam dan Hawa.
Kita perhatikan pula bahwa kebangkitan Tuhan Yesus ialah dasar adanya pengampunan dosa. Artinya tidak cukup apabila Tuhan Yesus mati di atas kayu salib manggantikan kita orang berdosa. Tuhan Yesus harus bangkit dari kuburNya supaya kita dapat menerima pengampunan dosa dan dengan demikian pendamaian dengan Tuhan. Cara kita menanggapinya ialah melalui pertobatan. Oleh karena itu Tuhan Yesus menyinggung bahwa berita tentang pertobatan dan pengampunan harus disampaikan kepada segala bangsa. Sehingga di dalam penginjilan kita harus ada penekanan pada pertobatan dan pengampunan dosa.

Sumber







DOA
Ya Yesus, kedatanganMU adalah wujud nyata cinta Allah bagi kami untuk mengubah dunia yang penuh dengan kegelapan, menjadi terang. Perseteruan, penuh dengan lumuran dosa,  perselisihan antara Allah dengan manusia, dan kematianMU adalah bukti kasih setiaMU pada kami manusia agar kami memperoleh hidup yang kekal, dan juga kebangkitanMU adalah bukti bahawa Engkau telah menyatakan kepada kami, bahwa kami telah dibangkitkan dari kematia oleh dossa sehingga kami memperoleh kehidupan yang kekal, Terimakasih Ya Yesus atas pengorbananMU, kami percaya bahwa Engkau adalah Juruslamat Dunia, Amin..

Edit by S.M

Kamis, 24 Oktober 2013

UNGKAPAN HATI KARNA HASRAT CINTA

Mengapa kau musti datang? menambah beban hidup yang kelam, tersisih asa yang hilang, aku ingin mati, itupun jika Tuhan menginginkanku, bukan karena kamu yang begitu ku cinta,, tapi karna ku memang harus terluka. sakit ! perih !
tapi kan ku pendam luka ini, agar kau mengerti, betapa tulus rasa cintaku, sampai ku rela mati.. “HANYA KARENA LUKA”
Tak mungkin bisa kutaklukkan megahnya malam.
Dari dulu pagi akan berakhir dengan malam.
Tak mungkin kupungkiri hasrat di jiwa ini,  bahwa aku tengah hampa.
Setelah berjuta asa kupadamkan.dengan rintik-rintik hujan malam ini.
Bergelayut sepinya malam, Kuuntai hasrat bersama kelam.
Mengukir asa hati terdalam, menulis cerita cinta sejuta kalam..
Bersama hembus sang bayu, kuterbangkan angan melepas pilu.
Melabuhkan sejuta rindu. namun hanya kesedihan tak berujung yang menggelayut..
Disini ada rembulan sedang menangis, kemuning jatuh menimpa pasir putih
Sedih kusambut malam sepedih kidung kinanti
Meloloskan diri dari kepungan sepi terjerat pada tikaman dusta
Menderu lukaku tiada tertahankan lagi
Dan kini aku semakin terpuruk..terporosok di jurang yang dalam ..
Tak ada yang membantu dan menyongsongku..untuk keluar menghirup udara malam..
oh Tuhan mengapa jadi seperti ini ?..bukan ini yang kuinginkan..
kekecewaan, kekesalan, kecemburuan..rasa iri, dengki, amarah, nafsu & kebingungan..
melainkan suatu sisi yg indah, saat aku bisa membagi diriku dalam 2 fase yang berbeda..
jika aku telah salah langkah, mohon ingatkan aku..
jangan biarkan aku semakin terpuruk sepi..karna sesungguhnya aku tak tau apa yang harus kulakukan.
.
>>>>>>>>>>>>>>>>> SEKIAN HASRATKU <<<<<<<<<<<<<< 

By S.M

KEBAHAGIAAN SEJATI

Di sebuah pinggir kota sore hari seorang ibu penjaja pecel sedang mengemasi barang dagangannya yang sudah habis. Kemudian datang seorang tukang becak dan membantu mengemasi dan menaikan barang ibu tersebut ke atas becaknya. Kedua orang tua itu adalah seorang suami istri yang setiap hari bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sesampai di rumah sang anak laki-laki tertuanya masih duduk di depan tv, Andi namanya. Andi tampak tenang-tenang saja tidak membantu menurunkan barang-barang dagangan orangtuanya. Andi memang anak satu-satunya.
Baru saja duduk dan beristirahat Andi langsung berbicara, ” Mak, motorku sudah jelek, aku mau ganti yang baru, di sekolah malu sama teman-teman, dan juga motornya sangat boros”. Meskipun mereka kesusahan mereka selalu memperhatikan anak kesayangannnya. “Tunggu sebulan lagi ya nak, nanti bapak dan ibu cari uang tambahan buat beli motormu”.
Hari berganti hari, si bapak bekerja siang dan malam, si ibu bekerja dari pagi sampai sore. Akhirnya sebulan mereka sudah bisa membelikan motor yang agak baru dan bagus untuk dipakai Andi, anaknya.

Begitu seterusnya sampai anaknya lulus kuliah dan bekerja di perusahaan terkemuka. Bapak dan ibu ini masih saja bekerja. Karena si Andi sudah bekerja, maka uang simpanan mereka di tabung. Suatu ketika Andi yang sudah lama bekerja memutuskan untuk berhenti dan membuka usaha baru. Tidak sungkan-sungkan dia meminta tambahan modal usahanya.
Beberapa tahun kemudian Andi sudah menjadi orang sukses. Namun dia selalu lupa untuk menyisihkan sedikit uang kepada orang tuanya. Malah lebih akrab dan sering membantu teman-temannya atau relasi-relasinya dari pada membahagiakan kedua orang tuanya.
Sampai akhirnya satu-persatu orang tuanya meninggal. Andi masih sendiri dan tetap menikmati kekayaannya untuk diri sendiri.
Pada suatu saat Andi bertemu dengan calon istrinya, dan merencakan pernikahan. Semua sudah siap, tinggal waktu pemberkatan Andi kebingungan karena kedua orang tuanya sudah tiada. Sedangkan dia tidak tahu harus meminta kepada siapa untuk mendampingi dia menikah.

Akhirnya dia pulang ke rumahnya, dia bertanya-tanya kepada tetangga sebelah dan menayakan apakah ada mau mendampingi mereka menikah? Tetapi karena tetangga tahu kelakuan Andi, mereka tidak mau. Malah tetangganya memberi tahukan bahwa sebenarnya Andi itu anak angkat .
Tetangga itu bercerita, “Dulu ada orang membuang bayi ke selokan pojok kota. Bapak dan ibu kamu memang sudah lama tidak di karuniai anak, ibu kamu yang setiap pagi berangkat berjualan menemukan kamu, dan akhirnya dirawat. Dulu waktu kecil kamu menderita deman dan sakit tinggi, namun karena dirawat dengan baik akhirnya kamu sekarang menjadi orang yang sehat dan cakep seperti sekarang ini”.
Terkejutlah Andi, ternyata dia sudah begitu tidak mempedulikan kedua orang tua angkatnya yang dari kecil sampai besar sudah membesarkan dan mendidiknya hingga sukses sekarang ini.

Andi menyadari dan merenungkan, apalah arti semua kesuksesan dan kekayaan tersebut. Kalau orang yang kita sayangi tidak bisa ikut merasakan kebahagiaan seperti yang kita rasakan. Jauh lebih besar adalah bisa memberikan rasa sayang dan cinta kepada mereka dari pada memberikan harta dan kekayaan. Karena harta akan sirna ketika kita mati, tapi kasih sayang dan cinta akan tetap ada di hati selamanya, dan apa yang bisa kita perbuat ketika orang-orang yang kita sayangi tetapi kita tidak bisa melakukan balasan apa-apa lagi?
Kekayaan, kesejahteraan, kebahagian akan abadi apabila kita bisa membalas kebaikan mereka yang telah mengasihi kita, karena mereka juga berperan serta dalam proses kesuksesan kehidupan kita ini.

Salam,, semoga bermanfaat bagi kita semua,, Tuhan Memberkati
 
oleh Sam Malo, >>>>sumber: Renungan_harian.com<<<<<

NB : bagikan artikel ini

Rabu, 23 Oktober 2013

AKU MENGGENDONGMU SAPAI AJAL TIBA


http://renungan-harian.com/wp-content/uploads/2011/12/image.jpg 
Suatu malam ketika aku kembali ke rumah, istriku menghidangkan makan malam untukku, sambil memegang tangannya aku berkata, “Saya ingin mengatakan sesuatu kepadamu.” Istriku lalu duduk di samping sambil menemaniku menikmati makan malam dengan tenang. Dari raut wajah dan matanya kutahu dia sedang memendam luka batin yang membara.
Tiba-tiba aku tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Kata-kata rasanya berat keluar dari mulutku. Akan tetapi aku harus membiarkan istriku mengetahui apa yang sedang kupikirkan. Aku ingin sebuah perceraian di antara kami. Aku lalu memberanikan diri untuk membicarakannya dengan tenang. Nampaknya dia tidak terganggu sama sekali dengan pembicaraanku, dia malah balik dan bertanya kepadaku dengan tenang, tapi mengapa?
Aku menolak menjawabnya. Ini membuatnya sungguh marah kepadaku. Dia membuang choptiks di tangannya dan mulai berteriak kepadaku, “Engkau bukan seorang laki-laki sejati.” Malam itu kami tidak saling bertegur sapa. Dia terus menangis dan menangis. Aku tahu bahwa dia ingin mengetahui alasan di balik keinginanku untuk bercerai. Tetapi aku dapat memberinya sebuah jawaban yang memuaskan, “Dia telah menyebabkan kasih sayangku hilang terhadap Jane (wanita simpananku). Aku tidak mencintainya lagi. Aku hanya kasihan kepadanya.”
Dengan sebuah rasa bersalah yang dalam, aku membuat sebuah pernyataan persetujuan untuk bercerai bahwa dia dapat memiliki rumah kami, mobil dan 30% dari keuntungan perusahaan kami. Dia sungguh marah, merobek kertas itu. Wanita yang telah menghabiskan 10 tahun hidupnya bersamaku kini telah menjadi orang asing di rumah kami, khususnya di hatiku. Aku meminta maaf untuknya, untuk waktunya yang telah terbuang selama 10 tahun bersamaku, untuk semua usaha dan energi yang diberikan kepadaku, tapi aku tidak dapat menarik kembali apa yang telah kukatakan kepada Jane bahwa aku sungguh mencintainya. Akhirnya dia menangis dengan suara keras di hadapanku yang mana aku sendiri berharap melihat terjadi padanya. Bagiku tangisannya tidak mempunyai makna apa-apa. Keinginanku untuk bercerai di hati dan pikiranku telah bulat dan aku harus melakukannya saat itu.
Hari berikutnya, ketika aku kembali ke rumah sedikit larut kutemukan dia sedang menulis sesuatu di atas meja di ruang tidur kami. Aku tidak makan malam tapi langsung pergi tidur karena rasa ngantuk yang tak tertahankan akibat rasa capai sesudah seharian bertemu dengan Jane, wanita idamanku saat itu. Ketika terbangun kulihat dia masih duduk di samping meja itu sambil melanjutkan tulisannya. Aku tidak menghiraukannya dan kembali meneruskan tidurku.
Pagi harinya dia menyerahkan syarat-syarat perceraian yang telah ditulisnya sejak semalam kepadaku. Dia tidak menginginkan sesuatupun dariku, tetapi hanya membutuhkan waktu sebulan sebelum perceraian untuk saling memperlakukan sebagai suami-istri dalam arti sebenarnya. Dia memintaku dalam sebulan itu kami berdua harus berjuang untuk hidup normal layaknya suami-istri. Alasannya sangat sederhana, “Putra kami akan menjalani ujian dalam bulan itu sehingga dia tidak ingin mengganggunya dengan rencana perceraian kami.”
Aku menyetujui syarat-syarat yang dia berikan. Akan tetapi dia juga meminta beberapa syarat tambahan sebagai berikut, dalam rentang waktu sebulan itu, aku harus mengingat kembali bagaimana pada permulaan pernikahan kami, aku harus menggendongnya sambil mengenang kembali saat pesta pernikahan kami. Dia memintaku untuk menggendongnya selama sebulan itu dari kamar tidur sampai di muka pintu depan setiap pagi. Aku pikir dia sudah gila. Akan tetapi, biarlah kucoba untuk membuat hari-hari terakhir kami menjadi indah untuk memenuhi permintaannya kepadaku demi meluluskan perceraian kami.
Aku menceritakan kepada Jane (wanita simpananku) tentang syarat-syarat yang ditawarkan oleh istriku. Jane tertawa terbahak-bahak mendengarnya dan berpikir bahwa itu adalah sesuatu yang aneh dan tak bermakna. Terserah saja apa yang menjadi tuntutannya tapi yang pasti dia akan menghadapi perceraian yang telah  kita rencanakan, demikian kata Jane.
Kami tak lagi berhubungan badan layaknya suami-istri selama waktu-waktu itu. Sehingga sewaktu aku menggendongnya keluar menuju pintu rumah kami pada hari pertama, kami tidak merasakan apa-apa. Putra kami melihatnya dan bertepuk tangan dibelakang kami, sambil berkata, “Wow… papa sedang menggendong mama”. Kata-kata putra kami sungguh membuat luka di hatiku.
Dari tempat tidur sampai di pintu depan aku menggendong dan membawanya sambil tangannya memeluk eratku. Dia menutup mata sambil berkata pelan, “Jangan beritahukan perceraian ini kepada putra kita.” Aku  menurunkannya di depan pintu. Dia lalu pergi ke depan rumah untuk menunggu bus yang akan membawanya ke tempat kerjanya. Sedangkan aku mengendarai mobil sendirian ke kantorku.
Pada hari kedua, kami berdua melakukannya dengan lebih mudah. Dia merapat melekat erat di dadaku. Aku dapat mencium dan merasakan keharuman tubuh dan pakaianya. Aku menyadari bahwa aku tidak memperhatikan wanita ini dengan saksama untuk waktu yang sudah agak lama. Aku menyadari bahwa dia tidak muda lagi seperti dulu. Ada bintik-bintik kecil di raut wajahnya, rambutnya mulai beruban! Perkawinan kami telah membuatnya seperti itu. Untuk beberapa menit aku mencoba merenung tentang apa yang telah kuperbuat kepadanya selama perkawinan kami.
Pada hari yang ke empat, ketika aku menggendongnya, aku merasa sebuah perasaan kedekatan/keintiman yang mulai kembali merebak di relung hatiku yang paling dalam. Inilah wanita yang telah memberi dan mengorbankan 10 tahun kehidupannya untukku. Pada hari keenam dan ketujuh, aku mulai menyadari bahwa kedekatan kami sebagai suami-istri mulai tumbuh kembali di hatiku. Aku tidak mau mengatakan perasaan seperti ini kepada Jane (wanita yang akan kunikahi setelah perceraian kami). Aku pikir ini akan lebih baik karena aku hanya ingin memenuhi syarat yang dia minta agar nantinya aku bisa menikah dengan wanita yang sekarang aku cintai, si Jane.
Aku memperhatikan ketika suatu pagi dia sedang memilih pakaian yang hendak dia kenakan. Dia mencoba beberapa darinya tapi tidak menemukan satu pun yang cocok untuk tubuhnya. Dia lalu sedikit mengeluh, semua pakaianku terasa terlalu besar untuk tubuhku sekarang. Aku kemudian menyadari bahwa dia semakin kurus, dan inilah alasannya mengapa aku dapat dengan mudah menggendongnya pada hari-hari itu.
Tiba-tiba kenyataan itu sangat menusuk dalam di hati dan perasaanku. Dia telah memendam banyak luka dan kepahitan hidup di hatinya. Aku lalu mengulurkan tanganku dan menyentuh kepalanya.
Tiba-tiba putra kami muncul pada saat it dan berkata, “Papa, sekarang waktunya untuk menggendong dan membawa mama.” Baginya, menggendong dan membawa ibunya keluar menjadi sesuatu yang penting dalam hidupnya. Istriku mendekati putra kami dan memeluk erat tubuhnya penuh keharuan. Aku memalingkan wajahku ke arah yang berlawanan karena takut situasi istri dan putraku akan mempengaruhi dan mengubah keputusanku untuk bercerai pada saat-saat akhir memenuhi syarat-syaratnya. Aku lalu mengangkatnya dengan kedua tanganku, berjalan dari kamar tidur kami, melalui ruang santai sampai ke pintu depan. Tangannya melingkar erat di leherku dengan lembut dan sangat romantis layaknya suami-istri yang hidupnya penuh kedamaian dan harmonis satu dengan yang lain. Aku pun memeluk erat tubuhnya; dan ini seperti moment hari pernikahan kami 10 tahun yang lalu.
Akan tetapi tubuhnya yang sekarang ringan membuatku sedih. Pada hari terakhir, ketika aku menggendongnya dengan kedua lenganku aku merasa sangat berat untuk menggerakkan  walaupun cuma selangkah ke depan. Putra kami telah pergi ke sekolah. Aku memeluk eratnya sambil berkata, aku tidak pernah memperhatikan selama ini bahwa hidup perkawinan kita telah kehilangan keintiman/keakraban satu dengan yang lain. Aku mengendarai sendiri kendaraan ke kantorku….melompat keluar dari mobilku tanpa mengunci pintunya. Aku sangat takut jangan sampai ada sesuatu yang membuatku mengubah pikiranku. Aku naik ke lantai atas. Jane membuka pintu dan aku berkata kepadanya, “Maaf Jane, Aku tidak ingin menceraikan istriku”.
Jane memandangku penuh tanda tanya bercampur keheranan, dan kemudian menyentuh dahiku dengan jarinya. Apakah badanmu panas? Dia berkata. Aku mengelak dan mengeluarkan tangannya dari dahiku. “Maaf Jane, aku tidak akan bercerai. Hidup perkawinanku terasa membosankan karena dia dan aku tidak memakna secara detail setiap moment kehidupan kami, bukan karena kami tidak saling mencintai satu sama lain. Sekarang aku menyadari bahwa sejak aku menggendong dan membawanya setiap pagi, dan terutama kembali mengingat kenangan hari pernikahan kami aku memutuskan untuk tetap akan menggendongnya sampai hari kematian kami tak terpisahkan satu dari yang lain.” Jane sangat kaget mendengar jawabanku. Dia menamparku dan kemudian membanting pintu dengan keras dan mulai meraung-raung dalam kesedihan bercampur kemarahan terhadapku. Aku tidak menghiraukannya. Aku menuruni tangga dan mengendarai mobilku pergi menjauhinya. Aku singgah di sebuah toko bunga di sepanjang jalan itu, aku memesan bunga untuk istriku. Gadis penjual bunga bertanya apa yang harus kutulis di kartunya. Aku tersenyum dan menulis, “Aku akan menggendongmu setiap pagi sampai kematian menjemput.”
Petang hari ketika aku tiba di rumah, dengan bunga di tanganku, sebuah senyum indah di wajahku, aku berlari kecil menaiki tangga rumahku, hanya untuk bertemu dengan istiriku dan menyerahkan bunga itu sambil merangkulnya untuk memulai sesuatu yang baru dalam perkawinan kami, tapi apa yang kutemukan? Istriku telah meninggal di atas tempat tidur yang telah kami tempati bersama selama 10 tahun pernikahan kami. Istriku telah berjuang melawan kanker ganas yang telah menyerangnya berbulan-bulan tanpa pengetahuanku karena kesibukanku untuk menjalin hubungan asmara dengan Jane. Istriku tahu bahwa dia akan meninggal dalam waktu yang relatif singkat akibat kanker ganas itu, dan ia ingin menyelamatkanku dari apapun pandangan negatif yang mungkin lahir dari putra kami sebagai reaksi atas kebodohanku sebagai seorang suami dan ayah, terutama rencana gila dan bodohku untuk menceraikan wanita yang telah berkorban selama sepuluh tahun mempertahankan pernikahan kami dan demi putra kami…
—-sekurang-kurangnnya, di mata putra kami – aku adalah seorang ayah yang penuh kasih dan sayang….demikianlah makna dibalik perjuangan istriku.
Sekecil apapun dari peristiwa atau hal dalam hidup sangat mempengaruhi hubungan kita. Itu bukan tergantung pada uang di bank, mobil atau kekayaan apapun namanya. Semuanya ini bisa menciptakan peluang untuk menggapai kebahagiaan tapi sangat pasti bahwa mereka tidak bisa memberikan kebahagiaan itu dari diri mereka sendiri. Suami-istrilah yang harus saling memberi demi kebahagiaan itu.
Karena itu, selalu dan selamanya jadilah teman bagi pasanganmu dan buatlah hal-hal yang kecil untuknya yang dapat membangun dan memperkuat hubungan dan keakraban di dalam hidup perkawinanmu. Milikilah sebuah perkawinan yang bahagia. Kamu pasti bisa mendapatkannya, kawan!
Jika engkau mau membagi cerita ini kepada sahabat kenalanmu, maka satu hal yang pasti bahwa Tuhan sedang menggunakanmu untuk  menyelamatkan perkawinan orang lain, terutama mereka yang sekarang mengalami masalah dalam pernikahan mereka.
Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat yang menikah maupun yang berencana untuk menikah,

NB : dikutip dari sharing seorang pemimpin gereja, semoga memberkati :)


Bagikan Artikel Ini :

CINTANYA TAK PERNAH BERKESUDAHAN


Ada seorang pria yang memiliki kekasih yang sangat dicintainya dengan sepenuh hati. Apapun dilakukan demi menunjukkan rasa cintanya pada permata hatinya ini. Suatu saat, pria ini berkata kepada kekasihnya, “Kekasihku, aku akan memberikan apapun yang kamu minta, asalkan aku menilai hal itu baik buatmu. Karena aku tidak ingin melihat engkau kecewa dengan pilihanmu yang salah”.

Hari demi hari berlalu mengiringi perjalanan cinta mereka. Pria ini tak pernah memalingkan hatinya atau melupakan kekasihnya. Sementara sang wanita merasa berbahagia memiliki pria ini. Hingga suatu hari, wanita ini meminta sesuatu dari kekasihnya. Dia menginginkan sebuah kalung dengan berlian pada liontinnya. Ketika pia ini mendengar permintaan kekasihnya, dia menolak. Dia berkata, “Kekasihku, bukannya aku tidak mau atau tidak bisa membelikanmu kalung itu. Tapi sangat berbahaya bila engkau memakai kalung itu. Bila ada orang yang gelap mata, dia akan merampas kalung itu dan kalau itu terjadi, bukan hanya kamu yang celaka, aku juga akan sangat menderita melihatmu seperti itu. Aku hanya tidak mau kamu mendapat celaka”. Tapi kekasihnya terus meminta kalung itu dan tidak mau mendengar nasehatnya. Akhirnya kalung itu pun dibeli dan dipakai oleh sang wanita.

Selang beberapa hari, apa yang ditakutkan oleh pria ini benar-benar terjadi. Ada 2 orang penjahat yang merampas kalung itu saat kekasihnya sedang mengendarai motor. Kalung itu pun terampas dan wanita ini terjatuh dari motornya. Mendengar berita ini, si pria langsung menemui kekasihnya, membawanya pulang dan mengobati lukanya. Dengan menangis, pria ini berkata, “Mengapa engkau tidak mau menuruti kata-kataku? Engkau mendapat celaka seperti ini, aku merasa sepuluh kali lebih sakit daripadamu”. Wanita ini menangis, dia menyesal dan berkata, “Maafkan aku, aku bersalah padamu karena tidak mendengar perkataanmu dan menuruti keinginanku sendiri. Aku menyesal. Maukah engkau memaafkan aku?”. Dengan penuh cinta kasih pria ini memeluk kekasihnya dan berkata, “Aku memaafkanmu sejak tadi. Aku bahagia karena aku bisa memelukmu dalam keadaan engkau masih hidup. Mulai sekarang, turutilah perkataanku karena aku tidak pernah akan membiarkanmu celaka”. Kekasihnya mengangguk dan mereka menangis bahagia…


SOBAT.. Bukankah cerita itu mirip dengan hidup kita sehari-hari yang kita lewati bersama TUHAN? Tuhan adalah pria itu dan kita adalah sang wanita. Ketika awal kita mengenal DIA, kita berkobar-kobar dan melalui setiap detik dalam hidup dengan bahagia. Tetapi dengan berjalannya waktu, saat kita menginginkan sesuatu dan memohon padaNYA, seringkali permohonan kita tidak sesuai dengan kehendak TUHAN. Tapi kita terus memaksa dan merengek seperti anak kecil. Saat TUHAN benar-benar mengabulkan permohonan kita, belum tentu itu baik buat kita. Malah bisa-bisa kita kecewa karena menuruti keinginan kita sendiri. Saat itu terjadi, barulah kita ingat padaNYA, kita menyesal dan minta ampun.

Beruntunglah karena kita memiliki ALLAH yang Maha Pengampun. Dia tidak pernah menolak bila kita memohon ampun atas semua kesalahan dan kekerasan hati kita.

TUHAN tidak pernah meninggalkan kita. Tetapi seringkali kita yang meninggalkanNYA. Dan apa yang DIA lakukan? Denga sabar DIA menunggu kita kembali padaNYA.

SOBAT, ingatlah :

Saat kita berhenti melangkah jauh dariNYA, maka DIA tersenyum…
Saat kita menoleh padaNYA, maka DIA tertawa…
Saat kita berbalik padaNYA, maka DIA membuka kedua tanganNYA…
Saat kita melangkah 1 Langkah ke arahNYA, maka DIA akan BERLARI 1000 LANGKAH MENGHAMPIRI KITA….


SUNGGUH CINTA-NYA PADA KITA TAK PERNAH BERKESUDAHAN

sumber: Renungan Harian.com